SMA Negeri 79 Jakarta –

Sebuah perjuangan selalu diawali dengan pengorbanan. Pengorbanan tidak akan membuahkan hasil tanpa adanya kerja keras dan kekompakan bersama. Ungkapan ini sangat tepat untuk menggambarkan bagaimana perjuangan kami SMA Negeri 79 Jakarta dalam meningkatkan mutu Pendidikan yang sesuai dengan 8 Standar Nasional Pendidikan. SMAN 79 Jakarta ditunjuk menjadi sekolah model dimulai dari tahun 2017 hingga tahun 2018. Pada tahun tahun 2019 berubah nama menjadi sekolah SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal). Tahun pertama kami ditunjuk sebagai sekolah model mulai terbayang di benak kami bahwa pekerjaan ini tidaklah mudah. Namun, kami berusaha melaksanakan pekerjaan ini dengan penuh kesungguhan. Hari demi hari kami lalui dengan berpikir keras, bagaimana kami dapat meningkatkan mutu sekolah.

Perjuangan kami dalam melaksanakan program SPMI diawali dengan pembentukan TPMPS (Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah) oleh Kepala Sekolah, yang keanggotaannya berganti setiap tahun. Hal ini terjadi karena adanya rotasi guru. Meskipun TPMPS berganti keanggotaan, program peningkatan mutu yang dilaksanakan tetap mengikuti Buku Petunjuk Pelaksanaan Implementasi SPMI dari LPMP. Langkah pertama yang kami lakukan adalah mengadakan rapat pembentukan TPMPS yang dipimpin oleh Kepala SMA Negeri 79 Jakarta, Dra. Markorijasti, M.Si.

Langkah selanjutnya adalah pendampingan SPMI oleh Fasilitator Daerah (Fasda), Dr. Parjuangan Lubis, MM dan Pengawas Sekolah, Dra. Ravida Shinta, M.Pd yang melakukan peninjauan kembali terhadap perencanaan peningkatan mutu yang sudah kami susun pada rapat TPMPS. Pada pertemuan ini fasilitator daerah melakukan simulasi penerapan 8 Standar Nasional Pendidikan. Setelah pelaksanaan pendampingan, TPMPS SMA Negeri 79 selalu melakukan penyusunan program peningkatan mutu dan perbaikan analisis rapor mutu SMAN 79. TPMPS senantiasa berdiskusi dalam menyelesaikan analisis terhadap rapor mutu dan meninjau kembali program tahun 2019-2020, serta memastikan bahwa pada tahun 2020 program SPMI masuk ke dalam rencana anggaran sekolah. Program SPMI pada tahun 2020 itu antara lain pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran, pelatihan pembuatan video pembelajaran, pelatihan pembuatan dan penyusunan soal HOTS, serta program lainnya.

Praktik baik yang kami lakukan semenjak SMAN 79 menjadi sekolah model tahun 2017 hingga menjadi sekolah SPMI pada tahun 2019 adalah Program Berjuang. Sesuai namanya, Berjuang merupakan kepanjangan dari Berusaha menjadi Juara dalam Attitude dan Nasionalisme dengan Giat. Kegiatan tersebut merupakan program pembiasaan positif yang setiap pagi kami lakukan. Mulai dari menyambut siswa di gerbang setiap pagi, menyanyikan lagu Indonesia Raya 3 stanza, Sholat Dhuha, dan tadarus bagi siswa yang muslim serta kebaktian bagi siswa Kristen. Itulah program Berjuang yang biasa dilakukan di SMAN 79. Melalui pembiasaan yang kami lakukan setiap hari, diharapkan dapat meningkatkan rasa nasionalisme, jiwa religius, tanggung jawab, peduli sesama dan semua nilai positif yang dapat menguatkan karakter peserta didik SMAN 79 menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Praktik baik berikutnya yang mampu meningkatkan disiplin peserta didik yaitu Program Ayah Bunda. Program ini digagas untuk mengatasi keterlambatan peserta didik yang cukup memprihatinkan. Sesuai arahan dari Dinas Pendidikan, kami diminta melibatkan orangtua secara aktif dalam mengatasi keterlambatan peserta didik. Dengan cara Ayah Bunda (orangtua) harus mengawal ketat kehadiran anak-anak di sekolah tepat waktu. Karena dengan hadir di sekolah tepat waktu, maka peserta didik mampu mempersiapkan diri dengan baik sebelum memulai aktivitas belajar di sekolah.

 

Berikut ketentuan dalam program Ayah Bunda :

  1. Terlambat 1x dilakukan pembinaan oleh wali kelas dan diinformasikan kepada orangtua mengenai keterlambatan putra-putrinya
  2. Terlambat 2x orangtua diundang ke sekolah untuk mengantarkan putra-putrinya sampai ke ruang kelas
  3. Terlambat 3x orangtua diundang ke sekolah untuk mengantarkan putra-putrinya sampai ke ruang kelas
  4. Terlambat 4x orangtua hadir dan peserta didik belajar di perpustakaan di bawah pengawasan wali kelas dan guru BK
  5. Terlambat 5x orangtua diundang ke sekolah dan menjemput putra-putrinya untuk belajar di rumah

Semenjak program ini dilaksanakan keterlambatan peserta didik SMA 79 menurun drastis. Seperti pada foto dapat kita lihat, tidak ada siswa yang terlambat setelah gerbang ditutup oleh satpam tepat jam 06.30. Strategi yang kami terapkan dengan melibatkan orangtua secara aktif ternyata sangat efektif dalam mendorong kedisiplinan peserta didik untuk hadir di sekolah tepat waktu. Hal ini dikarenakan jika peserta didik terlambat, maka orangtua diminta hadir ke sekolah sesuai aturan yang sudah disosialisasikan sekolah.

Dalam pelaksanaan aturan tersebut, guru piket menjadi garda terdepan bersama tim kesiswaan SMAN 79 terus berkomunikasi dengan wali kelas masing-masing dalam penanganan keterlambatan. Hasilnya dalam waktu 2 pekan saja, keterlambatan siswa menurun drastis dan pada setiap harinya saat ini sudah tidak ada lagi siswa yang terlambat (dapat kita kita lihat pada grafik).

Kondisi ini  bisa tercapai karena kerjasama berbagai pihak yang terkait, sehingga tingkat keterlambatan siswa semakin menurun, bahkan sampai tidak ada lagi siswa yang terlambat. Program ini baru kami mulai pada tahun ajaran baru yaitu 2019-2020, tepatnya pada bulan Agustus 2019. Memang tidak mudah bagi sekolah menerapkan aturan ini, karena menuai pro dan kontra, terutama keberatan dari orangtua yang anak-anaknya sering terlambat, namun dengan komitmen sekolah dan kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan mutu pendidikan maka program Ayah Bunda mampu  menurunkan tingkat keterlambatan peserta didik hingga 1,1 %. Peserta didik dan orangtua akhirnya mampu bekerjasama untuk hadir di sekolah tepat waktu, karena akhirnya siswa dan orangtua menjadi terbiasa dengan aturan ini. Demikian juga Bapak dan Ibu guru semakin bersemangat untuk hadir lebih awal di sekolah.

Pada grafik 4, kita dapat melihat bagaimana terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam mengatasi keterlambatan peserta didik SMAN 79. Sehingga tidak ada lagi siswa yang masih berada di luar gerbang saat menyanyikan lagu Indonesia Raya. Orangtua dan wali kelas menjadi lebih memperhatikan kehadiran siswa setiap harinya, khususnya orangtua yang berusaha agar putra/ putrinya dapat hadir ke sekolah tepat waktu.

Semenjak pendampingan SPMI, SMAN 79 mampu meningkatkan hasil akademik peserta didik kelas XII, terutama rata-rata Nilai UNBK dan peningkatan angka penerimaan PTN. Selain persiapan secara akademik, kami juga melaksanakan program Qiyamul Lail yang terbukti mampu melengkapi keberhasilan kami dalam meningkatkan hasil Ujian Nasional dan penerimaan PTN peserta didik SMAN 79. Hal ini terlihat dari grafik rata-rata hasil UNBK SMA 79 Terjadi peningkatan nilai UN dan penerimaan PTN yang cukup siginifikan semenjak kelas XII mengikuti program Qiyamul Lail mulai tahun 2017-2019. Peningkatan ini tentunya memberikan kebanggaan bagi sekolah dan kebahagiaan tersendiri  bagi peserta didik dan orangtua. Hal yang membuat kami semakin yakin bahwa dibalik usaha yang keras, kita harus tetap memasrahkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Maka program Qiyamul Lail mengajarkan kepada peserta didik, agar setelah bekerja keras untuk meraih impian, kita juga harus memasrahkan diri kepada Yang Maha Kuasa dengan memanjatkan doa penuh kesungguhan.

 

Melalui program peningkatan mutu Berjuang dan Ayah Bunda kita dapat melihat bagaimana siklus SPMI telah dilaksanakan dengan baik serta sesuai dengan prosedur yang disampaikan oleh LPMP melalui Buku Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan Implementasi SPMI. Oleh karena itu, artikel ini kami beri judul “Berjuang” Meraih Mutu Bersama “Ayah Bunda”, yang menggambarkan bahwa kami benar-benar berjuang melalui program Berjuang dan Program Ayah Bunda yang dapat menunjukkan brand sekolah kami yang religius, nasionalis dan disiplin, karena setiap program tersebut menggambarkan usaha kami yang penuh perjuangan dan kesungguhan agar brand SMAN 79 dapat terus dijaga dan dilaksanakan dengan penuh komitmen dan tanggung jawab. Meskipun di akhir program ini kami harus mengalami pergantian pimpinan, yaitu Ibu Dra.Markorijasti, M.Si yang harus berpindah tugas dan digantikan oleh Ibu Primasari, S.Pd sebagai Kepala SMAN 79 yang baru, namun seperti pesan Fasda kami, siapapun pemimpinnya Mutu SMAN 79 harus tetap terjaga dan terus dilaksanakan sebagaimana yang sudah kami susun dalam Buku Pedoman SPMI SMAN 79.

Akhir kata, meskipun program pendampingan SPMI oleh LPMP telah selesai, bukan berarti usaha kami dalam meningkatkan mutu SMAN 79 juga selesai. Tentunya kami mengucapkan terimakasih kepada LPMP DKI Jakarta yang telah memberikan kesempatan SMAN 79 menjadi salah satu bagian dari program SPMI Kami memiliki komitmen bahwa SPMI harus berkesinambungan untuk membuktikan kemandirian dan kedewasaan SMA Negeri 79 dalam usaha meningkatkan mutu sekolah, karena itulah sekolah Budaya Mutu.